Bogor – Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor mewaspadai puncak kasus Covid-19 varian Omicron di akhir Februari. Wali Kota Bogor Bima Arya memprediksi puncak kasus Covid-19 Kota Bogor akan mencapai puncaknya selama dua pekan ke depan.
“Di Kota Bogor data menunjukkan, sedang naik angka Covid-nya, sebentar lagi diprediksi akan menyamai situasi tahun lalu menghadapi varian delta,” kata Bima, Jumat (11/2/2022) dilansir beritasatu.com.
Kata dia, ada perbedaan mencolok dalam kasus positif harian dengan rata-rata di atas 500 kasus, dibanding pada awal Januari 2022 dengan rata-rata di bawah 10 kasus positif baru.
“Kita selama berbulan-bulan (Desember-Januari) sempat kasus 0-2 sekarang sudah di atas 500 seminggu terakhir. Sempat menyentuh angka 741 (Sabtu, (5/2/2022) dan ketika varian Delta (Juli 2022) mencapai 800,” rinci Bima.
“Jadi sesuai prediksi Omicron akan kita hadapi, cepat atau lambat, dan hitunganya satu dua minggu ke depan akan naik,” sambung Bima.
Untuk itu, Bima meminta warga Kota Bogor agar tetap waspada, pun tidak perlu khawatir secara berlebihan. Kata dia, Pemkot akan berusaha semaksimal mungkin untuk menekan dan mengendalikan, juga melewati puncak kasus nantinya.
“Tidak usah khawatir, kita sudah punya pengalaman, kita punya sistem yang sudah kita kuatkan sejak tahun lalu, tapi catatannya kerja sama,” katanya.
Langkah pertama, lanjutnya, Pemkot Bogor harus memastikan tempat tidur isolasi cukup dan saat ini 21 rumah sakit rujukan sudah mengkonversi 30% kapasitas sehingga saat ini Kota Bogor mempunyai 800 tempat tidur isolasi.
“Rumah sakit diprioritaskan untuk yang sedang dan berat saja, tetapi apabila lansia, komorbid, dan belum di vaksin adalah golongan yang rentan, harus dirawat,” katanya.
Kedua yakni mempercepat akselerasi percepatan vaksinasi. Bima menyebut, berdasarkan data 200 pasien Covid-19 yang dirawat saat ini belum menjalani vaksinasi lengkap.
“Rata-rata yang parah dan meninggal itu lebih dari 50-60 persen belum vaksin. Makanya kita genjot vaksinasi di Kota Bogor,” tambah Bima.(*/cr2)











