Site icon SIN Bali

Peringatan Benana Alam di Bogor

Bendung Katulampa dalam kondisi Siaga 3 Banjir Jakarta 100 sentimeter, pukul 16.00, Senin, 29 November 2021. (Foto: Beritasatu.com/Vento Saudale)

Bogor – Badan Meteorologi, Iklim, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Klimatologi memperkirakan puncak musim hujan akan terjadi pada Januari hingga Februari 2022. Warga diminta waspada dalam memprediksi bencana hidrometeorologi.

Kepala Stasiun Klimatologi BMKG Dramaga, Indra Gustari menuturkan, pada dasarnya Bogor merupakan wilayah hujan sepanjang tahun, dilansir beritasatu.com.

“Hanya saja, ketika memasuki Desember hingga Maret potensi hujan terjadi di wilayah Bogor cukup tinggi di atas 500 mm/bulan,” paparnya, Rabu (12/12021).

Kata dia, diperkirakan potensi puncak musim penghujan terjadi pada Januari hingga Februari 2022, dengan rata-rata curah hujan (CH) 100 hingga 150 mm/hari dengan intensitas hujan sepanjang hari.

“Hampir semua wilayah di Bogor akan diguyur hujan dengan intensitas sedang hingga deras disertai angin kencang. Untuk itu, pemerintah dan masyarakat harus bersiap untuk mengantisipasi bencana hidrometeorologis,” paparnya.

Potensi bencana hidrometeorologi yang meningkat, yakni banjir, longsor, dan angin kencang.

Sementara, kondisi tinggi muka air (TMA) Ciliwung di Bendung Katulampa selama satu pekan terakhir masih terpantau normal di bawah 50 sentimeter.

Kepala pengawas Bendung Katulampa, Andi Sudirman menuturkan, hujan yang mengguyur Bogor dalam satu pekan ini belum menujukkan peningkatan TMA di Katulampa.

“Rata-rata di pagi hari TMA 10 cm, saat hujan siang dan sore hanya naik di 40 cm. Masih relatif normal,” kata Andi.

Andi menilai, belum signifikannya TMA di Katulampa lantaran hujan deras yang terjadi bersifat lokal atau di satu wilayah saja.

“Misal di Kota Bogor hujan, Puncak tidak atau sebaliknya. TMA naik biasanya Bogor hujan diguyur hujan secara merata dari hulu (Bogor) hingga kota atau Depok,” tambah Andi.(*/cr2)

Exit mobile version