Korban tewas akibat banjir dan tanah longsor di Turki utara bertambah menjadi setidaknya 38 orang pada Jumat (13/8/2021). Seperti dilaporkan AP, seorang politisi oposisi mengatakan lebih dari 300 orang mungkin belum ditemukan.
Para pejabat mengatakan kru darurat mencari para korban di bangunan yang runtuh, rumah yang terendam air, dan ruang bawah tanah.
Hujan deras yang melanda provinsi pesisir Laut Hitam yakni Bartin, Kastamonu, Sinop dan Samsun pada Rabu (11/8) menyebabkan banjir yang menghancurkan rumah dan jembatan serta menyapu mobil.
Lebih dari 1.700 orang dievakuasi di seluruh wilayah, beberapa diangkat dari atap dengan helikopter, dan banyak yang sementara ditempatkan di asrama mahasiswa.
Di Twitter pada Jumat malam, Menteri Kesehatan Fahrettin Koca mengumumkan bahwa 32 orang meninggal di Kastamonu dan enam di Sinop.
Di Kastamonu, satu sungai meluap dan menggenangi kota Bozkurt. Banjir yang mengamuk menghancurkan satu bangunan tepi laut dan merusak dua bangunan di sekitarnya. Sejumlah mayat terdampar di pantai Laut Hitam, Halk TV melaporkan, menayangkan rekaman orang-orang yang membawa kantong mayat di pantai di provinsi yang tidak dikenal.
Banjir melanda setelah kebakaran hutan di Turki selatan yang menghancurkan lahan hutan di provinsi tepi laut Mugla dan Antalya yang populer di kalangan wisatawan. Sedikitnya delapan orang tewas dan ribuan warga terpaksa mengungsi.
Para ilmuwan mengatakan ada sedikit keraguan bahwa perubahan iklim dari pembakaran batu bara, minyak dan gas alam mendorong peristiwa yang lebih ekstrim, seperti gelombang panas, kekeringan, kebakaran hutan, banjir dan badai. Bencana seperti itu diperkirakan akan terjadi lebih sering saat planet ini menghangat.
Kepada televisi Halk TV, Hasan Baltaci, seorang anggota parlemen dari partai oposisi yang mewakili Kastamonu, mengatakan penduduk telah menghubungi Kepresidenan Manajemen Bencana dan Darurat Turki, atau AFAD, untuk mencari informasi tentang 329 orang yang dikhawatirkan hilang. Dia memperingatkan bahwa beberapa nama bisa jadi duplikat dan yang lain mungkin orang yang tidak dapat menghubungi orang yang dicintai.
Korban yang hilang termasuk saudara kembar berusia 12 tahun dan kakek-nenek mereka yang terperangkap di dalam gedung delapan lantai yang runtuh di kota Bozkurt. Kru darurat terlihat memilah-milah puing-puing mencari korban selamat.
Berbicara di Bozkurt Kamis malam, Menteri Dalam Negeri Suleyman Soylu menggambarkan adegan itu sebagai “bencana banjir paling parah yang pernah saya lihat.” Pada Rabu, kata Soylu, ketinggian air banjir mencapai tiga atau empat meter di beberapa daerah.
Presiden Recep Tayyip Erdogan mengunjungi daerah bencana pada Jumat. Dia berjanji untuk membangun kembali rumah, jalan, dan jembatan yang dihancurkan. Erdogan membatalkan perayaan yang menandai ulang tahun ke-20 partai berkuasa.
“Dengan izin Tuhan, kami akan mengatasi bencana ini juga. Kami akan melakukan apa pun sebagai negara dan mudah-mudahan, kami akan bangkit dari bencana kami,” kata Erdogan. (*/cr2)
Sumber: banten.siberindo.co